Senin, 08 April 2013

modul sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah


DAKWAH RASULULLAH PERIODE MADINAH
Oleh Kelompok 5
A.      Latar Belakang
Pada abad ke 5 sejarah dakwah Rasulullah saw. Di Mekah, bangsa Quraisy dengan segalaupaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad saw. Hal ini dibuktikan dengan pemboikotan terhadap bani Hasyim dan bani Munthalib (keluarga besar Rasulullah) diantaranya dengan cara:
v  Memutuskan hubungan perkawinan
v  Memutuskan hubungan jual beli
v  Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi
v  Tidak tolong menolong
Pemboikotan itu tertulis di atas selembar sahitah (plakat) yang digantungkan di ka’bah dan tidak akan dicabut sebelum Muhammah saw. menghentikan gerakanya. Selama 3 tahun bani Hasyim dan bani Munthalib menderita kemiskinan akibat pemboikotan itu. Banyak pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Makkah untuk mempertahankan hidup. Ujian bagi Rasulullah juga bertambah berat denagn wafatnya dua orang yang sangat dicintainya, yaitu Abu Thalib (87 th) dan Siti Khadijah (). Peristiwa tersebut terjadi pada tahun ke-10 setelah masa kenabian (620 M) dalam sejarah disebut dengan Amul Huzni (tahun kesedihan / duka cita)
 Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut orang Qurais makin berani dan leluasa menganggu dan menghalangi Rasulullah saw. Mereka berani melemparkan kotoran ke punggung Nabi, bahkan Beliau hamper meninggal karena ada orang yang hendak mencekiknya. Nabi Muhammad saw. Merasakan dakwah di Makkah tidak lagi sesuai sebagai pusat dakwah islam. Oleh karena itu beliau bersama Zaid bin Harisah hijrah ke Taif untuk berdakwah. Beliau menjumpai pemuka-pemuka kabilah Tsaqi dan mengajak mereka untuk masuk islam. Tapi aajakan rasulullah ini ditolak dengan kasar, bahkan mereka pun mengusir, menyoraki, dan mengejar Rasulullah sambil melemparinya dengan batu. Saat itu Rasulullah sempat berlindung di bawah pohon anggur di kebunUtba dan Syaiba (anak Rabia). Meskipun terluka, Rasulullah saw. tetap sabar,lapang dada, serta ikhlas.
Ketika menghadapi ujian yang demikian berat dan tingkat perjuangan sudah berada pada puncaknya, Rasulullah saw. diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjalani Isra dan Mikraj dari mekah menuju Baitul Maqdis (Palestina) dan selanjutnya naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (QS. Al Israa /17: 1).
Kejadian itu terjadi pada malam tanggal 17 Rajab tahun ke-11 dari kenabian dan ditempuh dalam satu malam.


Hikmah peristiwa Isra dan Mikraj:
a.       Karunia dan keistimewaan tersendiri bagi Rasul yang tak pernah diberikan Allah SWT. kepada dan nabi-nabi sebelumnya.
b.      Menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai rasul untuk terus menerus menyerukan agama Allah kepada seluruh umat manusia.
c.       Menjadi ujian bagi kaum muslimin sendiri sejauh mana mereka beriamn dan percaya kepada kejadian yang menajubkan itu yang hanya ditempuh dalam satu malam.

B.      Hijrah Nabi Muhammad ke Yatsrib (Madinah)
Faktor-faktor yang mendorong hijrahnya Nabi Muhammad:
1.       Ada tanda-tanda perkembangan dakwah Islam yang baik di Yatsrib karena 2 hal berikut:
a.)    Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Yastrib menemui Rasulullah di bukit Aqabah. Mereka berikrar masul Islam dan kejadian tersebut dinamakan perjanjian Aqabah I.
b.)    Pada tahun berikutnya 622 M, datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke Makkah yang terdiri dari suku Aus dan Kahazraj. Saat itu mereka tampaknya datang untuk melakukan ibaadah haji, tetapi sesunguhnya kedatangan mereka adalah untuk menjumpai Rasulullah dan mengundang agar pindah ke yastrib. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan serta melindungi Rasulullah beserta para pengikut dan keluarganya seperti melindungi keluarga mereka sendiri. Perjanjian ini disebut perjanjian Aqabah II.
2.       Ada rencana pembunuhan terhadap Rasulullah saw. oleh kaum Quraisy yang kesepakatanya diputuskan oleh pemuka-pemuka Quraisy di Darun Nadwah. Mereka menyatakan bahwa:
a.)    Mereka sangat khawatir apabila Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib, pasti Muhammad akan menyerang kafilah-kafilah dagang Quraisy yang pulang pergi ke Syam.
b.)    Mereka akan membunuh Muhammad sebelum ia ikut pindah ke Yatsrib. Hal ini dilakukan demi keselamatan dan masa depan bangsa Quraisy.
c.)     Mereka menyusun rencana pembunuhan Muhammad dengan cara setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemuda tangguh sehingga apabila Rasulullah saw. terbunuh, keluarganya tidak akan mampu membela diri di hadapan seluruh suku Quraisy, kemudian mengepung rumah RAsulullah dan akan membunuhnya di saat fajar, yakni ketika Rasulullah akan melaksanakan Shalat subuh.
Rencana tersebut telah diketahui oleh Rasulullah yang kemudian belau menyusun strategi dengan meminta Ali bin Abi thalib untuktidur di tempat beliau. Adapun Rasulullah saw. sendiri berkemas meninggalkan rumah dan tampak di sekeliling rumahnya, para pemuda Quraisy tertidur lelap. Rasulullah selanjutnya menuju ke rumah Abu Bakar, kemudian mereka menuju gua di Bukit Tsur, sebelah selatan kota mekah untuk bersembunyi beberapa hari.
Pemuda-pemuda Quraisy terpanjat dan terkecoh ketika melihat bahwa yang tidur di tempat Rasulullah ternyata Ali bin Abi Thalib. Mereka mengejar dan menjelajahi seluruh kota untuk mencari, tetapi hasilnya nihil. Mereka menyusul ke arah Yatsrib dan sampai juga di depan gua Tsur, tetapi disiti terjadi hal yang sangat luar biasa dimana pintu gua Tsur ditutupi oleh sarang laba-laba seolah tidak pernah ada orang masuk ke gua tersebut. Mereka pun kembali dengan tangan hampa karena tidak dapat menemukan Rasulullah. Tiga hari lamanya Rasulullah bersembunyi di dalam gua tersebut. Setelah merasa aman kemudian beliau bersama Abu Bakar melanjutkan perjalanan.
C.      Akhir periode dakwah Rasulullah periode Mekah
Dengan hijrahnya RAsulullah saw dari mekah ini, berakhirlah periode pertama sejarah risalahnya di kota mekah kurang lebih 13 th lamanya.
Sebelum memasuki kota Yatstrib, RAsulullah singgah di Quba (10 km dari Yastrib). Disini Rasulullah mendirikan sebuah masjid yang disebut masjid Quba. Tapt hari Jum’at, 12 Rabiul Awal tahun 1 hijriah atau 24 September 622 M, Rasullah dan para sahabatnya memasuki kota Yastrib. Mereka mendapat sambutan penuh ahru, hormat, dan kerinduan diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat Madinah. Pada saat itu juga Rasulullah melaksanakan Sholat jum’at yang pertama kali dan berkhotbah di hadapan kaum Muhajirin dan Anshar.
Sejak saat itu, kota Yastrib berubah namanya menjadi Madinah Nabi (Madinah Rasul). Selanjutnya kota tersebut disebut Madinah. Orang-orang yang hijrah mendapat sebutan kaum Muhajirin (pendatang) dan penduduk asli disebut kaum Anshar (pembela).
Penduduk kota Madinah itu sendiri terdiri dan 2 golongan yang berbeda, yaitu:
1.       Golongan Arab yang berasal dari selatan, yaitu suku Aus dan Khazraj.
2.       Golongan Yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari pantai utara (palestina). Kebiasaan orang Yahudi ini selalu membanggakan dirinya sendiri dan mengadu domba antara suku Aus dan Khazraj sekerdar mengambil keuntungan dari ahsil penjualan senjatanya.

D.      Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah periode Madinah:
1.       Membina kaum Muslim melalui persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Ansar.
Kaum mMuhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampong halaman mereka dipersaudarakan dengan kaum Ansar secara ikhlas dan hanya mengharap keridhoan Allah. Sebagai contoh:
ü  Abu Bakar dengan Harisah bin Zaid
ü  Jafar bin Abi Thalib dengan Mu’az bin Jabal
ü  Umar bin Khatab dengan Itbah bin Malik
2.       Memelihatra dan mempertahankan masyarakat muslim.
Rasulullah mengadakan perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi yang tinggal di sekitar kota Madinah. Isi dari perjanjian tersebut diantaranya:
ü  Kebebasan beragama bagi seluruh golongan dan masing-masing golongan tersebut mempunyai wewenang penuh terhadap anggota golonganya.
ü  Semua lapisan baik Muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling bantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka.
ü  Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu.
ü  Mengakui dan menaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dan dipegang oleh Nabi Muhammad Saw.
      E. Hikmah sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah:
1. Terjalinya persaudaraan sebagai mana yang dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Ansar.
2. Sikap menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesame pemeluk agama.
3. Menumbuhkembangkan tolong menolong antara yang kuat dengan yang lemah.
4. Memahami bahwa umat Islam harus berpegang pada aturan Allah.
5. Memahami bahwa kita wajib menjalin hubungan yang baik dengan Allah.
6. kita mendapat suatu warisan yang terbaik yaitu Al-Quran yang dapat menunjukan arah ke      jalan yang  diridhoi oleh Allah swt.

      F. Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap sejarah Rasulullah;
1. Mencintai Rasulullah dengan konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al-Quran dan sunah sebagai bukti merawat dan melestarikan Al-Quran
2. Gemar membaca buku, termasuk buku sejarah, khususnya sejarah Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
3. Memelihara silaturahmi dan rukun sesama manusia.
4. Senantiasa berjihad di jalan Allah
5. Menekuni dan mempelajari warisan nabi Muhammad (Al-Quran dan Al Hadist)
6. Merawat dan melestarika tempat ibadah (masjid)

5 komentar: