Sabtu, 18 Mei 2013

Ulasan Kritik H.B Jassin


Telaah Terhadap Kritik dan Esai H.B. Jassin pada Karya Andrea Alexander Leo dan NH. Dini


    Berbicara tentang kritikus sastra tentu nama H.B. Jassin tidak asing lagi di telinga kita. H.B. Jassin telah melakukan banyak kritik terhadap karya sastra Indonesia. Kritik-krtitknya tersebut dirangkum dalam beberapa buku yang berjudul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai jilid I-IV. Beberapa kritik yang pernah dilakukanya antara lain terhadap kumpulan cerpen Orang yang Hilang karya A. Alexander Leo, dan Dua Dunia karya NH. Dini, kritik ini terdapat pada buku jilid ke III.
      Melakukan kritik sastra tidak dapat lepas dari aspek-aspek kritik sastra itu sendiri, yakni: aspek historis, rekreatif, dan evaluatif. Namun terkadang para kritikus tidak terlalu memperhatikan tentang aspek-aspek tersebut. Apakah kritiknya sudah memenuhi ketiga aspek tersebut atau belum. Untuk itu, pada tulisan kali ini akan membedah tiga aspek kritik sastra tersbut terhadap kritik yang dilakukan H.B. Jassin pada kumpulan cerpen Orang yang Kembali karya A. Alexander Leo dan Dua Dunia karya NH. Dini.
        Aspek yang pertama adalah aspek historis, pada kritiknya ini H.B. Jassin terlebih dahulu membicarakan tentang sejarah pengarang yaitu A. Alexander Leo. Diketahui bahwa Andrea Alexander Leo adalah seorang pengarang yang muncul dari majalah Kisah. Ia lahir pada tanggal 19 Agustus 1935 di Lahat dan lulus SMA di Malang tahun 1954. Kemudian Ia bekerja di Balai Pustaka pada bagian redaksi. Kepengarangan A. Alexander Leo dimulai sejak duduk di bangku SMP, karyanya banyak dimuat di media-media seperti Brawijaya, Joyoboyo, Merah Putih, Mimbar Indonesia, dll. Sedangkan kumpulan cerpen Orang yang Kembali ini diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka. Selanjutnya kepengarangan A. Alexander Leo mulai menarik perhatian H.B Jassin ketika karyanya yang berjudul Pantai di muat pada majalah Kisah.
     Sementara itu, sama halnya dengan kritik terhadap karya A. Alexander Leo, pada kritiknya terhadap kumpulan cerpen Dua Duniakarya NH. Dini, pada bagian awal kritiknya H.B. Jassin juga mengungkapakan sejarah kepengarangan NH. Dini dan karya-karyanya. Diketahui bahwa NH. Dini mempunyai nama lengkap Nurhayati Suhardini. Ia lahir di Semarang ada tanggal 29 Februari 1936. Ia tamat SMA pada tahun 1956, kemudian masuk kursus stewardess dan tahun berikutnya bekerja di GIA (Garuda Indonesia Airways).
         Pada tataran sejarah karya sastranya, H.B. Jassin mengungkapakan keterkaitan antara karya NH. Dini dengan karya pengarang lainya. Keterkaitan tersebut dilihat dari sudut pandang penerbirt yang menerbitkan kumpulan cerpen Dua Dunia, yakni N.V. Nusantara.
         Jadi dapat dikatakan, secara tidak langsung pada bagian awal kritiknya H.B Jassin telah mengungkapkan aspek historis pada kritiknya. Baik pada kritiknya terhadap kumpulan cerpen Orang yang Kembali karya A. Alexander Leo, maupun Dua Dunia karya NH. Dini. Hal itu dapat dilihat karena H.B Jassin telah mengemukakan tentang sejarah kepengarangan, tentang identitas pengarang dan karya, serta hubungan antara karya satu dengan karya yang lainya.
      Aspek kedua yang akan kita bicarakan adalah aspek rekreatif. Selanjutnya H.B. Jassin meneruskan tulisanya dengan membahas satu persatu karya yang ada pada kumpulan cerpen masing-masing. Pada kumpulan cerpen Orang yang Kembali dimulai dengan menganalisis cerpen Orang yang Kembali. Ia menceritakan kembali kisah dari cerpen tersebut, dengan disertai analisis-analisisnya. Inti ceritanya adalah tentang kisah seorang anak yang terlahir cacat (buta) karena perbuatan ayahnya. Selain itu, H.B. Jassin juga melakukan interpretasi terhadap konsep agama pada karya A. Alexander Leo ini. Leo berbeda dengan pengarang kebanyakan yang sok atheis.  H.B. Jassin menyebut bahwa Leo ini selalu menghubungkan karyanya dengan kekuasaan yang ada diluar dirinya (Tuhan).
   Kemudian, ia lanjut menceritakan kembali secara singkat dan menganalisis serta menginterpretasikan cerpen-cerpen lainya pada kumpulan cerpen Orang yang Kembali. Antara lain: Percayalah ia, setelah itu; Orang Seberang; Biografi Abangku; Jembatan yang Ditutup; Tahun-tahun yang Lalu; Untuk Dirinya Sendiri; Yang Tahu Hanya Kami.
        Hal yang sama juga terlihat pada kritiknya terhadap kumpulan cerpen Dua Dunia karya NH. Dini. Setelah mengungkapkan sejarah kepengarangan dan sejarah karya, H.B. Jassin mulai meganalisis cerpen-cerpen yang ada di dalamnya. Dimulai dengan menceritakan kembali secara singkat cerpen Dua Dunia serta melakukan interpretasi terhadap makna dari dua dunia itu sendiri, yang ternyata makan dua dunia ini tidak hanya terdapat dalam cerpen Dua Dunia. Namun, makna dua dunia ini juga terdapat di hampir seluruh cerpen yang ada di dalamnya, antara lain: Istri Prajurit; Pendurhaka; Jatayu; dan Perempuan Warung. Bahkan, H.B. Jassin juga melakukan interpretasi terhadap kemungkinan terciptanya dunia ketiga pada karya-karya yang ada di dalam kumpulan cerpen ini.
          Jadi, dapat dikatakan kritik yang dilakuakn H.B. Jassin terhadap dua kumpulan cerpen tersebut (Orang yang Kembali dan Dua Dunia) telah memenuhi aspek rekreatif. Hal ini dapat diliaht dari penceritaan kembali karya-karya tersebut, penganalisisan serta penginterpretaisan penulis terhadap karya-karya tersebut.
       Aspek terakhir yang akan diperbincangkan adalah aspek evaluatif. Selanjutnya H.B Jasin melakuakan penilaian terhadap karya-karya tersebut. Pada kumpulan cerpen Orang yang Kembali ia melakuakn penilaian cerpen terbaik yang ada di dalamnya adalah cerpen berjudulJembatan yang Ditutup. Karena mengandung kritik sosial yang didasari atas pengertian dan pemaafan. Selain itu H.B. Jassin juga melakuakn penilaian terhadap karya yang mengandung Humor, dan karya yang tidak berhasil mengangkat Humor (humornya garing). Penilaian yang utama dari keseluruhan karya Leo ini, yaitau H.B. Jassin menangkap ada suatu keanehan yang menarik hati, bahwa dalam kumpulan cerpen ini, kita dapat menghadapi dua macam lingkungan agama, yaitu Islam dan Nasrani. Sungguh sebuah karya sastra yang mengajarkan tentang konsep perbedaan  serta toleransi umat beragama yang ada di Indonesia.
         Selanjutnya pada kritiknya terhadap kumpulan cerpen Dua Duniakarya NH. Dini, H.B. Jassin melakukan penilaian terhadap karya terbaik, yaitu cerpen Perempuan Warung yang di dalamnya mengungkapakan keberanian menjelajah, kejujuran analisa, rasa sosial yang dicampur rasa romantik dan idealisme. Dari keseluruhan karyanya H.B jasin melakukan penilaian bahwa dalam umur yang masih peka, cerita-cerita NH. Dini terasa sentimentil dan kadang melodramatis. Persoalan-persoalan kecil dalam kehidupan menjadi buah renungan dan mengahrukan hati.
         Dari semua penilaian yang dilakuakn H.B. Jassin terhadap kedua karya sastra tersebut dapat diketahui bahwa aspek evaluatif di dalam kritiknya telah terpenuhi. Ia melakukan penialian-penilaian terhadap kelemahan dan kekurangan sebuah karya.
      Akhirnya dari semua pembahasan di atas, sebagai seorang kritikus sastra hendaknya tetap harus memperhatikan aspek-aspek kritik sastra, yaitu; aspek historis, rekreatif, dan evaluatif.  Karena dengan itu semua kritik sastra yang dihasilkan akan padu menjadi satu kesatuan yang utuh. Namun yang perlu di ingat adalah jangan sampai terjebak dan hanya berkutat pada pertanyaan apakah kritik sastra kita telah memenuhi ketiga aspek tersebut? Karena jika hanya berkutat pada pertanyaan itu saja, kritik sastra yang dilakukan tidak akan berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar