MAKALAH LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON
ELEKTROLIT SERTA REAKSI REDOKS
Disusun Oleh:
Rizqi Mahmudah XG/28
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang
saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi
secara fisik.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut.
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sampai di sini, yang telah dibahas adalah, cairan satu
komponen, yakni cairan murni. Fasa cair yang berupa sistem dua atau multi
komponen, yakni larutan juga sangat penting. Larutan terdiri atas cairan
yang melarutkan zat (pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat
terlarut). Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas
asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi.
Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebut medium
pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut
dengan zat terdispersi (dispersoid).
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut
dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan,
tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila
kuantitas zat terlarut lebih kecul dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat
terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut.
Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.
Tabel 1.1
Zat terlarut
|
Pelarut
|
Contoh
|
Gas
Gas Gas Cair Cair Padat Padat |
Gas
Cair Padat Cair Padat Padat Cair |
Udara, semua campuran gas
Karbon dioksida dalam air Hidrogen dalam platina Alkohol dalam air Raksa dalam tembaga Perak dalam platina Garam dalam air |
Larutan Elektrolit&Non
Elektrolit
Larutan Elektrolit ialah larutan
yang dapat menghantarkan listrik karena didalamnya mengandung Ion.
Sedangkan larutan Non Elektrolit
ialah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena didalamnya tidak
mengandung Ion.
Perbedaan
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
No
|
Larutan
Elektrolit
|
Larutan
Non Elektrolit
|
1.
|
Mengandung Ion
|
Tidak Mengandung Ion
|
2.
|
Dapat menghantarkan Listrik
(Konduktor)
|
Tidak dapat Menghantarkan Listrik
(Isolator)
|
3.
|
Mempunyai Kutub (Polar)
|
Tidak mempunyai Kutub (Non Polar)
|
4.
|
Jika di tes dengan alat Elektrolit
tester, maka akan menghasilkan Gelembung gas dan lampu menyala dengan terang
|
Jika di tes dengan alat Elektrolit
tester, tidak ada Gelembung gas dan lampu tidak menyala
|
5.
|
Zat Terlarutnya dapat terIonisasi
|
Zat terlarutnya tidak dapat
terIonisasi
|
6.
|
a=1 atau 0<a<1
|
a=0
|
Contoh Larutan Elektrolit:
H2SO4 = Asam
Sulfat
NaCl = Natrium Klorida
KOH = Kalium Hidroksida
CH3COOH = Cuka (Asam
Asetat)
HCl = Asam Klorida
Contoh Larutan Non Elektrolit:
NH3 = Amoniak
CO(NH2)2 = Urea
C12H22O11
= Sukrosa
C2H5OH =
Alkohol (Etanol)
CH3OH = Alkohol (Metanol)
Larutan
Elektrolit Kuat&Elektrolit Lemah
Larutan Elektrolit Kuat ialah
larutan yang daya hantar listrik nya baik/kuat karena zat terlarutnya
teIonisasi sempurna.
Larutan Elektrolit Lemah ialah
larutan yang daya hantar listrik nya kurang baik/lemaht karena zat terlarutnya
teIonisasi sebagian.
No
|
Larutan
Elektrolit Kuat
|
Larutan
Elektrolit Lemah
|
1.
|
a=1
|
a=0<a<1
|
2.
|
Terionisasi Sempurna
|
Terionisasi Sebagian
|
3.
|
Daya Hantar Listriknya Baik (Kuat)
|
Daya hantar Listriknya Kurang Baik
(Lemah)
|
4.
|
Jumlah Ion nya banyak
|
Jumlah Ion nya sedikit
|
5.
|
Jika di tes dengan alat Elektrolit
tester, maka akan menghasilkan Gelembung gas dan lampu menyala dengan terang
|
Jika di tes dengan alat Elektrolit
tester, maka akan menghasilkan Gelembung gas tetapi lampu redup/tidak menyala
|
Contoh Larutan Elektrolit Kuat:
H2SO4 = Asam
Sulfat
NaCl = Natrium Klorida
KOH = Kalium Hidroksida
HCl = Asam Klorida
Contoh Larutan Elektrolit Lemah:
CH3COOH = Cuka (Asam
Asetat)
BAB
II
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Reaksi redoks memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, baik yang
merugikan maupun menguntungkan. Reaksi redoks yang menguntungkan misalnya saja
reaksi yang berlangsung dalam proses respirasi pada tumbuhan. Dalam proses ini,
karbohidrat dioksidasi menjadi karbondioksida dan uap air dengan melepas
energi, adapun contoh redoks yang merugikan, yaitu korosi besi(besi berkarat ).
Korosi ini sangat merugikan karena merusak banyak bangunan dan benda-benda yang
terbuat dari besi.
Reaksi redoks memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri. Misalnya
prinsip reaksi redoks mendasari pembuatan baterai dan aki, ekstrasi dan
pemisahan logam dengan logam lain, seperti emas, perak, dan kromium. Selain
itu, reaksi redoks juga digunakan untuk membuat senyawa kimia, seprti natrium
hidroksida yang merupakan bahan baku dalam banyak kegiatan industri.
Proses oksidasi pada buah dapat kita dapat amati secara langsung, misalnya buah
apel yng dikupas dan didiamkan beberapa saat maka buah tersebut akan berubah
warna dari tidak bewarna menjadi kecoklatan. Pencoklatan pada apel setelah
dikupas atau pada just apel terjadi karena senyawa polifenol teroksidasi,
bentuk polifenol teroksidasi ini nantinya dapat bergabung satu sama lain
membentuk senyawa makromolekul berwarna coklat, dimana senyawa makromolekul ini
nantinya bisa membuat jus apel menjadi keruh.Begitu pula pada kulit tubuh
manusia, proses oksidasi dapat berlangsung perlahan-lahan dalam jangka waktu
yang relatif lama namun nampak jelas perubahan dari oksidasi kulit manusia ini.
Proses oksidasi pada kulit manusia atau disebut pula proses penuaan terjadi
karena adanya radikal bebas (-OH). Jika di suatu tempat terjadi reaksi oksidasi
dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa radikal bebas (·OH)
seperti asap kendaraan , rokok maupun polusi maka tanpa adanya kehadiran
antioksidan radikal bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya,
seperti pada kulit tubuh manusia. Oksidasi sendiri adalah hancurnya jaringan
tubuh karena pengaruh radikal bebas.
Antioksidan sangat dibutuhkan manusia dalam manghambat atau memperlambat
proses oksidasi pada tubuh. Buah strawberry memiliki fungsi yang sangat besar
terhadap prases penunda penuaan pada tubuh manusia. Buah ini memang
banyak mengandung asam salisilat (salah satu jenis asam beta -hidroksi yang
membantu mengencangkan kulit ) , silica, serta vitamin B , C, E dan K. Dengan
kemampuannya menyehatkan dan meremajakan kulit, strwaberry cocok digunakan
untuk hampir semua jenis kulit. Oleh karenanya strawberry banyak dimanfaatkan
industri-industri kosmetik ( terutama industri sabun mandi).
BAB
II
DASAR
TEORI
2.1 PENGERTIAN REDOKS
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah
istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam
sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks
yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang
kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan
transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal
dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah
sebagai berikut:
1. Oksidasi menjelaskan ;
b. reaksi pengikatan oksigen dan
c.
reaksi yang mengalami kenaikan
bilangan biloks
2. Reduksi menjelaskan ;
b. reaksi pelepasan oksigen dan
c.
reaksi yang mengalami penurunan
bilangan biloks.
Pada reaksi Redoks terjadi transfer elektron dari fase satu
ke yang lain dan elektron tersebut tidak hilang maupun diciptakan selama proses
redoks. Oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersama tidak ada suatu zat
yang teroksidasi tanpa adanya zat lain yang mengalami reduksi. Zat yang
menyebabkan zat lain mengalami oksidasi disebut oksidator, dan zat yang
menyebabkan zat lain mengalami reduksi disebut reduktor. Oksidator akan
mengalami reaksi reduksi sedangkan reduktor mengalami oksidasi.
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan,
penjelasan di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk
pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak
akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai
peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi.
Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi,
namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"
walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang
melibatkan ikatan kovalen).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator
melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh
karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah
senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti
H2O2, MnO4−, CrO3, Cr2O72−,
OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu
atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk
mereduksi senyawa lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor
melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh
karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa
reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai
reduktor.
Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah.
Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4
dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas
hidrogen (H2) dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya digunakan pada reduksi
ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.
Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor
mentransfer elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor
melepaskan elektron dan teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan
tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi
disebut sebagai pasangan redoks
.
Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
Berdasarkan konsep pertama:
a. Oksidasi adalah
peristiwa pengikatan oksigen
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi
berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
1) Perkaratan logam besi
Reaksi perkaratan logam besi:
4Fe(s)
+ 3O2(g) --> 2Fe2O3(s) [karat besi]
2) Pembakaran bahan bakar (misalnya
gas metana, minyak tanah, LPG, solar)
Reaksi pembakaran gas metana (CH4):
akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
CH4(g) + O2(g) --> CO2(g) + 2H2O(g)
3) Oksidasi glukosa (C6H12O6)
dalam tubuh (respirasi). Di dalam tubuh, glukosa di pecah menjadi senyawa yang
lebih sederhana seperti carbon dioksida dan air.
C6H12O6(aq) + 6O2(g) --> 6CO2(g) + 6H2O(l)
4) Oksidasi tembaga Cu, belarang S,
dan belerang dioksida SO2:
Cu(s) + O2(g) --> CuO(s)
S(s) + O2(g) --> SO2(g)
SO2(g) + O2(g) --> SO3(g)
5) Buah apel maupun pisang setelah
dikupas akan berubah warna menjadi kecoklatan
6) Minyak makan yang disimpan
terlalu lama dan dalam kondisi terbuka akan menyebabkan bau tengik hasil dari
pengikatan oksigen (teroksidasi)
7) Menurut Anda, contoh apa lagi yang terkait dengan
peristiwa oksidasi berdasarkan konsep pertama? Silakan tambahkan di sini !!
Zat yang mengikat oksigen kita sebut
sebagai reduktor/pereduksi. Berdasarkan
contoh-contoh reaksi oksidasi di atas, maka reduktor untuk reaksi: 1) Besi Fe;
2) Metana CH4; 3) Glukosa C6H12O6;
4) Cu, S, SO2
b. Reduksi adalah
peristiwa pelepasan oksigen (kebalikan dari reaksi oksidasi)
Adapun contoh yang terkait dengan
reaksi reduksi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
1) Reduksi mineral hematit F2O3
oleh karbon monoksida CO
F2O3(s) + CO(g) --> 2Fe(s) + CO2(g)
2) Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3
oleh aluminium Al
Cr2O3(s) + 2Al(s) --> 2Cr(s) + Al2O3(s)
3) Reduksi tembaga(II) oksida CuO
oleh gas hidrogen H2
CuO(s) + H2(g) --> Cu(s) + H2O(g)
4) Reduksi SO3, KClO3,
dan KNO3:
SO3(g) --> SO2(g) + O2(g)
3KClO3(s) --> 2KCl(s) + 3O2(g)
2KNO3(aq) --> 2KNO2(aq) + O2(g)
Zat yang melepas oksigen kita sebut
sebagai oksidator/pengoksidasi.
Berdasarkan contoh-contoh reaksi reduksi di atas, maka oksidator untuk reaksi:
1) Hematit Fe2O3; 2) Kromium(III) oksida Cr2O3;
3) Tembaga(II) oksida CuO; 4) SO3, KClO3, KNO3.
2.
Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
Pelepasan dan penerimaan elektron terjadi secara simultan,
artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang
menyerapnya. Hal ini berlaku untuk ikatan kimia. Silakan Anda hubungkan dengan
materi ikatan kimia kelas X semeser I.
Berdasarkan konsep yang kedua:
a. Oksidasi adalah
peristiwa pelepasan elektron
b. Reduksi adalah
penerimaan elektron
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
1) Reaksi natrium dengan clorin
membentuk natrium klorida NaCl
Oksidasi : Na --> Na+
+ e [melapas 1 elektron]
Reduksi : Cl + e --> Cl-
[menerima 1 elektron]
-------------------------------------
Na + Cl --> Na+ + Cl- --> NaCl
2) Reaksi kalsium dengan belerang
membentuk calsium sulfida
Oksidasi : Ca --> Ca2+
+ 2e [melepas 2 elektron]
Reduksi : S + 2e --> S2-
[menerima 2 elektron]
-------------------------------------
Ca + S --> Ca2+ + S2- --> CaS
Zat yang melepas elektron (oksidasi)
disebut reduktor, sedangkan zat yang
menerima elektron (reduksi) disebut oksidator.
3.
Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
Dalam berbagai kasus reaksi oksidasi yang kompleks, sulit
untuk menentukan spesi mana yang mengalami oksidasi dan reduksi. Contoh reaksi
berikut:
2KMnO4 + 3H2SO4
+ H2C2O4 --> K2SO4 +
2MnSO4 + 2CO2 + 4H2O
Dapatkah Anda menyebutkan spesi mana
yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi?
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka digunakan konsep reaksi oksidasi
reduksi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks).
Berdasarkan konsep yang ketiga
a. Oksidasi adalah
pertambahan biloks
b. Reduksi adalah
penurunan biloks
boleh diupload aja file.nya ga? klo boleh tolong kabari ak di 087794554960 . soalnya jarang online
BalasHapus