Ringkasan
5 Cerita Rakyat Indonesia
1. Danau
Toba
Pada
jaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau
Sumatra. Daerah tersebut sangatlah kering. Pada suatu hari ia memancing seekor
ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan
tersebut berubah menjadi seorang putri jelita.
Terpesona
oleh kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi
isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan
menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi
syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia
seorang anak laki-laki.
Pada
suatu hari anak itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat
jengkelnya berkata: "dasar anak keturunan ikan!" Dengan demikian
janji mereka telah dilanggar.
Istri dan anaknya menghilang secara
gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang mengalir
dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang
sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba
2. Cindelaras
Raden Putra
adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati
dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki
sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri.
Selir baginda, berkomplot dengan
seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib istana segera
dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun
dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda
sendiri," kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan
tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke
hutan.
Tapi, patih yang bijak itu tidak mau
membunuhnya. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda.
"Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda
bahwa tuan putri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk mengelabui raja,
sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya.
lahirlah anak sang permaisuri. Bayi
itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang
cerdas dan tampan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali
menjatuhkan sebutir telur. Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang
bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh
menakjubkan! "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba,
atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra..."
Cindelaras bertekad untuk ke istana
dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya,
Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam
perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian
dipanggil oleh para penyabung ayam.
Berita tentang kehebatan ayam
Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun mendengar berita itu.
Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras. Ayam
Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras
kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka
setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan
gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan
ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan
ayamnya. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras.
"Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar Baginda, nama
hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda."
Bersamaan dengan itu, sang patih
segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi
pada permaisuri. "Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda Raden
Putra. "Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku,"
Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk
anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan
hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra,
permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali.
3. Keong Mas
Alkisah pada
jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang
yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah
malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya,
Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan
dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran
dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya.
Janda tersebut mempunyai seorang
anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Namun
Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya
karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian
dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Pendeknya
sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran
mengancam.
Sedih hati
ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya :
" Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari
nak" .Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih.. Dengan
sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku
memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun
hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam
tapi buang saja ke bendungan". Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah
tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan.
Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput,
atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua
orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil.
Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian
mengumpulkan kayu dan daun talas. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut
untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam
tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas
tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja,
didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih.
Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan
yang melakukan hal tersebut.
Mereka berpura-pura pergi dan
kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur
Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat
mereka.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang
raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas
tersebut. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat
tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua
bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke
kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya.
4. Loro Jonggrang
Alkisah,
pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan.
Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan
Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan
Prambanan menjadi terusik. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging,
dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka
memerintah dengan kejam. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan
mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka
mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita.
Keesokan harinya Bandung Bandowoso
menemui Roro Jonggarng dan memintanya untuk menikah denganya. Namun Roro
Jonggrang tidak ingin menikah dengan Bandung Bandowoso akhirnya Roro Jongrang
memikirkan cara bangaimana untuk menolak lamaran Bandung Bondowoso. Roro
Jonggrang minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. "Seribu
buah?" teriak Bondowoso. "Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu
semalam." Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya
membuat 1000 candi.
Setelah perlengkapan di siapkan.
Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan
lebar-lebar. "Pasukan jin, Bantulah aku!" teriaknya dengan suara
menggelegar. "Bantu aku membangun seribu candi," pinta Bandung
Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas
masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir
mencapai seribu buah.
Sementara itu, diam-diam Loro
Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh
pasukan jin. Roro Jonggarng mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya
berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami
Pasukan jin mengira fajar sudah
menyingsing. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu.
Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke
tempat candi. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi
sangat murka. "Tidak mungkin...", kata Bondowoso sambil menatap tajam
pada Loro Jonggrang. "Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!" katanya
sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung
berubah menjadi patung batu.
5. Puteri Junjung Buih
Tersebutlah kisah sebuah kerajaan
bernama Amuntai di Kalimantan Selatan. Kerajaan itu diperintah oleh dua
bersaudara. Kedua raja tersebut belum mempunyai putera ataupun puteri.
Sukmaraga yang berkeinginan besar
untuk mempunyai putera. Setiap malam ia dan permaisurinya memohon kepada para
dewa agar dikarunia sepasang putera kembar. Keinginan tersebut rupanya akan
dikabulkan oleh para dewa. Ia mendapat petunjuk untuk pergi bertapa ke sebuah
pulau di dekat kota Banjarmasin. Di dalam pertapaannya, ia mendapat wangsit
agar meminta istrinya menyantap bunga Kastuba. Benar seperti petunjuk para
dewa, beberapa bulan kemudian permaisurinya hamil. Ia melahirkan sepasang bayi
kembar yang sangat elok wajahnya.
Mendengar hal tersebut, timbul
keinginan Raja Tua untuk mempunyai putera pula. Raja Tua bermimpi disuruh dewa
bertapa di Candi Agung, yang terletak di luar kota Amuntai. Ketika selesai
menjalankan pertapaan, dalam perjalanan pulang ia menemukan sorang bayi
perempuan sedang terapung-apung di sebuah sungai. Bayi tersebut terapung-apung
diatas segumpalan buih. Oleh karena itu, bayi yang sangat elok itu kelak
bergelar Puteri Junjung Buih.
Raja Tua lalu memerintahkan pengetua
istana, Datuk Pujung, untuk mengambil bayi tersebut. Namun alangkah terkejutnya
rombongan kerajaan tersebut, karena bayi itu sudah dapat berbicara.
Raja Tuapun lalu menyayembarakan
permintaan bayi tersebut. Ia berjanji untuk mengangkat orang yang dapat
memenuhi permintaan bayi tersebut menjadi pengasuh dari puteri ini. Sayembara
itu akhirnya dimenangkan oleh seorang wanita bernama Ratu Kuripan. Selain
pandai menenun, iapun memiliki kekuatan gaib. Kemudian Raja Tua mengangkat Ratu
Kuripan menjadi pengasuh si puteri Junjung Buih. Ia ikut berperanan besar dalam
hampir setiap keputusan penting menyangkut sang puteri.
artikel rangkumannya bagus dan bermanfaat ,thx izin sedot
BalasHapus