Senin, 10 Agustus 2015
Pidato Dalam Bahasa Inggris
Love
for Cultures Love for Motherland
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
First of all,
let’s say our praise and gratitude
to Allah Swt due to all of His rahmat,
taufiq, and hidayah upon all of us. Shalawat and salam may everlastingly to our Great Prophet Muhammad Saw who had guided and led us from the dark
into bright path.
My name is Amir Muhaimin Najib, from VIII D. Now, I would
like to present my speech entitled “Love
Culture of Indonesia”.
Ladies
and gentlemen ,
We all know
that all of the Indonesian people’s
moods were not in good condition because
of the cultures we have. It’s because of the heritages of our ancestors belonged to us were unashamedly claimed as Malaysian’s. It is very bad, the fact is that the world has
known that those cultures they
claimed were ours, Indonesian’s.
Why did our cultures
become marginalized by foreign cultures?
The point of view, it is surely related. The most
ironical thing from our nation’s behavior towards that our own arts and
cultures is the tendency of putting
them into the lowest concern.
ladies
and gentlemen ,
We should start
from our own selves. If it’s not us
who love our cultures then who else?
We must feel proud in showing our
cultures. Start from our selves, our
families, and our surroundings.
Introduce our
cultures to our little children. Our cultures are our nation’s.
I wish my words
can open up our eyes and rise our
spirits on to begin loving our
cultures. I am proud of my cultures. I love my mother land’s heritages. I love Indonesia. Please forgive me for any mistake on my words.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Created by: Amir Muhaimin Najib/04/VIIID
Essay tentang Belajar
RIZQI MAHMUDAH XII IPA
5/18
Malas
Belajar, Bumerang bagi Pelajar
Pelajar
memiliki kewajiban utama yaitu belajar. Pengertian belajar menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan
menurut pendapat seorang pakar pendidikan sekakligus pakar agama Prof. Dr.
Harun Nasution, belajar merupakan kegiatan mengumpulkan dan menambah sejumlah
ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lain belajar merupakan upaya yang sengaja
diciptakan agar terjadi suatu kegiatan yang edukatif antara peserta didik
(pelajar) dan pendidik (pengajar). Dalam proses belajar, seorang pelajar bukan
hanya dituntut untuk menerima, mengolah, dan menerapkan informasi yang
diterima, namun pelajar juga harus bisa mengembangkan karakter seorang pelajar
khususnya sikap dan tingkah laku dalam proses pembelajaran.
Pengaruh
globalisasi memberikan dampak yang besar bagi seorang pelajar. Kita dapat
melihat perbedaan antara pelajar di era proklamasi dan pelajar di era
globalisasi. Di era proklamasi banyak diantara pelajar yang terfokus pada dunia
pemerintahan karena pada saat itu walaupun secara de facto bangsa Indonesia telah menyatakan merdeka, negara terus
mengalami guncangan politik dan senjata dari para penjajah yang tidak
bertanggungjawab. Sedangkan di era globalisasi seorang pelajar bukan hanya
terfokus dalam bidang tertentu namun memang dituntut untuk memiliki pengetehuan
yang luas dalam segala aspek. Realitanya, walaupun sudah terlihat jelas
perbedaan kebutuhan pelajar di era proklamasi dan globalisasi namun, sistem
pendidikan di Indonesia tidak banyak mengalami perubahan. Pelajar masih harus
menghabiskan waktu di sekolah kurang lebih tujuh jam dalam sehari. kegiatan ini
selalu dilaksanakan rutin setiap enam hari selama satu minggu membuat banyak
diantara pelajar yang merasa bosan saat di sekolah. Bahkan sampai merasa sangat
bosan dengan rutinitas di sekolah, ada sebagian pelajar yang bolos sekolah.
Dengan demikian banyak faktor yang membuat pelajar memiliki masalah belajar di
sekolah.
Faktor internal
yang menjadi penyebab para pelajar malas untuk belajar diantaranya pelajar
kurang konsentrasi dalam belajar dan waktu dalam proses belajar terlalu
singkat. Kurangnya konsentrasi pelajar dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
kondisi kesehatan yang kurang sehat, kurangnya asupan gizi yang seimbang, dan
keadaan psikologi pelajar. Sedangkan kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk
belajar dapat disebabkan karena beberapa pelajar memiliki tipe-tipe metode
belajar sendiri. Ada ada sebagian pelajar merasa lebih memahami materi dengan
belajar secara individu, bahkan merasa terganggu bila belajar secara
berkelompok, sedangkan ia harus menghabiskan waktu untuk mengikuti pembelajaran
di sekolah yang dilalukan secara berkelompok. Ada juga pelajar yang merasa
tidak mampu untuk belajar secara individu sehingga dia merasa harus ada orang
lain bisa teman atau guru yang membimbingnya belajar sehingga ketika pelajar
ini sedang berada di rumah saat memiliki waktu luang, tidak dipergunakan untuk
belajar namun utuk kegiatan lain.
Metode guru yang
dinilai kurang menarik dan membosankan dan sarana prasarana yang kurang memadai
dapat menjadi faktor eksternal yang membuat pelajar malas untuk belajar.
Malas belajar
akan membuat prestasi pelajar kurang maksimal bahkan bisa menurun, kreativitas
pelajar tidak berkembang, dan karakter buruk bisa saja tumbuh dan berkembang di
kalangan pelajar seperti mencontek, tawuran, dan vandalisme. jika seorang
pelajar malas untuk belajar maka harpan bagsa kepada pelajar tidak bisa
diwujudkan. Malas belajar akan menghancurkan masa depan bangsa. Malas belajar
akan menjadi bumerang bukan hanya bagi pelajar namun masa depan bangsa juga
dapat terancam.
Pelajar
merupakan aset yang penting bagi suatu Negara karena generasi pelajar adalah
bibit-bibit yang harus dikembangkan untuk menjadi generasi yang dapat memajukan
agama, nusa dan bangsa. Motivasi dari lingkungan terutama keluarga dapat
mencegah virus malas belajar dan dapat menjadi cambuk bagi pelajar untuk rajin
belajar. Tidak hanya itu, dengan adanya motivasi tersebut maka pergaulan sosial
pelajar juga semakin baik. Seorang pelajar yang baik seharusnya mampu
menempatkan diri dengan baik pula di kalangan masyarakat. Karena sebagai
seorang peserta didik, secara tidak langsung pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki juga lebih baik dibandingkan yang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)